Kalau kita bahas secara sekilas memang ini sangat
sepele, karena bahasa yg kita ucapkan untuk berkomunikasi itu harus yg mudah di
pahami, dan dimengerti bahasa yg kita ucapkan, akan tetapi bila kita cermati
lagi apakah yg dia ucapkan tau arti kata itu ? Contoh Judes, Jutek ? Apa si
definisi kata itu, kurasa tak ada, itulah salah satu bukti bahasa Indonesia di
Tanah Air sangat menurun.
Bahkan saat ini bahasa di kalangan remaja sudah
sangat aneh, dengan datangnya bahasa alay, ciyus, enelan, miapah, dan apalah
itu, aku tak mengerti!
Haruskah kita menyalahkan orang lain, ku pikir tak
perlu, cukuplah kita mulai dari hal yg kecil, dengan mempelajari kembali bahasa
Indonesia. Lalu kita praktekan di kehidupan sehari-hari, misalkan 1 orang
setiap harinya melakukan ini, kita hitung saja, berapakah jumlah remaja di
Indonesia ini ? Kurasa ini sudah salah satu hal yg sangat luar biasa, marilah
kita kembangkan sastra Indonesia di Tanah Air, dan kita lihat 20-30 tahun
nanti, sudah pasti anak cucu kita akan jadi generasi yg maju, karena bahasa itu
salah saktu faktor seseorang menilai kita. Jangan sampailah adik-adik kita
terpengaruh dengan bahasa yang aneh ini, coba bayangkan betapa indahnya yang
akan terjadi.
Betapa menariknya, apabila, bangsa lain mengenal
kita lewat bahasa, prilaku, dan bacaan-bacaan. Kerja sama semua pihak dalam
mencintai bahasa indonesia adalah hal yg sangat penting untuk mengenalkan bahwa
Indonesia bukanlah bangsa yg ahli korupsi dan melakukan kekerasan. Akan tetapi,
juga memiliki rasa cinta kepada budaya sendiri yg tinggi.
Marilah kita memulainya, apakah harus menunggu
kehancuran bangsa ? Mari kita sendiri para pemuda yg bergerak lebih dulu!
Karena kita juga yg menentukan dan membuktikan bahwa kita benar-benar bersumpah
sebagai pemuda dan tidak hanya menjadi sampah pemuda!
(Untukmu Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa)
(Untukmu Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa)
No comments:
Post a Comment