Keluarga, kata yang sudah tidak asing di telinga dalam kehidupan kita. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling bergantungan.
Keluarga memiliki peran penting dalam mendidik karena pendidikan tidak hanya di dapat di sekolah, di kehidupan sehari-hari, misalnya keluarga sering mengajarkan kita bagaimana bersifat sopan dan santun, baik budi pekerti, dan lain-lain.
Keluarga adalah segalanya, memiliki keluarga yang lengkap adalah kebanggan batin tersendiri. Bahkan, keluarga akan selalu ada untuk kita. Saat kita lulus sekolah, yang paling bangga adalah keluarga, memenangkan lomba, diterimanya pekerjaan, masuk universitas negeri, dan lain-lain adalah hal-hal yang membuat keluarga bangga. Akan tetapi, bagaimanakah kehidupan mereka anak-anak yang hanya tinggal dengan seorang ayah/ibu seorang? Bagaimana cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari ditengah mereka yang masih memiliki keluarga yang utuh?
Para orangtua tunggal adalah individu yang melakukan tugas ganda, baik sebagai ayah dan ibu dan cara mereka “anak-anak” menerima kenyataan pahit yang harus dijalaninya. Menjadi yatim/piatu bukanlah hal yang mudah, mereka harus kuat dalam menjalani keseharian, berkurangnya waktu kebersamaan, menerima ejekan dari teman (mungkin ini dialami saat masih kecil), dan sebagainya. Bagaimana mereka bisa memaknai, kata-kata yang sering didengar “Surga di bawah telapak kaki ibu”, tetapi sejak dari kecil ia telah ditinggal ibunya yang meninggal dunia. Makna tersebut berkaitan dengan kasih sayang, tetapi ia tak mendapatkan kasih sayang seorang “ibu”. Merupakan bukan hal yang mudah dijalani. Mereka yang belum mengerti arti kata rindu kepada seorang ibu, selalu iri dengan sahabatnya tentang berbagi cerita kepada seorang perempuan tentang “kekasih, di sekolah, kantor, dll” atau berbagi kisah dengan ibu saat sedang mengalami hari yang buruk.
Kebersamaan dan kedamaian hati adalah sesuatu yang berharga untuk mereka. Pelukan seorang ayah bahkan tidak mampu lagi untuk menenangkan hati saat dilanda kerinduan kepada ibu. Ketika ingin merasakan pelukan, belaian, dan kasih seorang ibu.
Tentang bagaimana mereka menitip kerinduan ini pada Sang Ilahi, menitipkan doa dan perlindunganNya untuk ibu, agar ibu mendapat istana di syurgaMu.
Seorang sahabat saya pernah cerita bagaimana agar ia dapat bertemu ibunya, walu hanya mimpi. Akan tetapi, itu sudah cukup dari ketenangan untuk membasahi kerinduan. Ia bercerita tentang seorang ustad yang mnegajarinya untuk bertemu ibu walau hanya mimpi, insyaAllah. Ia bercerita saat harinya dilanda dengan kekacauan, ia menangis dalam kamarnya, lalu pikiran hening. Selang beberapa saat, suara adzan berkumandang. Waktu shalat isya telah masuk. Diambilnya air wudhu dan melaksanakan shalat wajib. Setelah itu, lakukanlah shalat sunah dan hadiahkan shalat tersebut untuk ibunya. Perbanyak dzikir dan shalat tengah malam. InsyaAllah.
Betapa bahagianya jika ibu mendengar doa anaknya yang sholeh karena itu merupakan amalan yang tidak akan pernah putus. Meskipun ia tahu bahwa dirinya tidak pernah bisa membahagiakan ibunya di dunia nyata, tetapi ia akan membawamu ke surga. Ia akan memberikan yang terbaik untuk ibunya.
Semoga saya bisa menyangi ibu dengan setulus hati, membahagiakannya,
Seperti apa yanag telah “mereka” lakukan kepada ibunya, meski ibunya telah tiada.
Depok, saat tengah malam.
Ku hadiahi tulisan ini untuk “mereka”.