Biola, terdengar sederhana namun mendunia. Sebuah alat musik yang melewati
perjalanan panjang, dari Asia tengah hingga melalui jalur sutera, sampai ke
Eropa dan sekarang mendunia. Menurut Wikipedia, alat musik gesek berdawai bangsa Turki dan Mongolia dawainya dari rambut kuda, dimainkan dengan busur rambut
kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa
nomaden tersebut. Akan tetapi, saya tiak akan membahas perjalanan biola,
melainkan hal lain yang tersirat di alat musik tersebut.
Proses dalam mempelajari
alat musik ini tidak bisa dengan waktu singkat. Banyak yang mengakatakan biola
adalah alat musik yang terbilang sulit karena tidak memiliki fret seperti gitar
dan sepenuhnya perasaan. Jiwa dari musik ini ada di tangan kanan, bagaimana
cara menggesek.
Cara menggesek sedikitnya menggambarkan suasana hati yang memainkannya di waktu senggang, terkecuali permainan yang harus dimainkan layaknya konser. Filosofi hati yang mengantarkan cinta.
Alat musik sederhana yang penuh perasaan saat dimainkannya. Suara biola adalah suatu keindahan tersendiri. Gesekannya yang begitu harmonis seakan membawa kita pada ruang waktu. Berpikir hal yang tidak ada di sekeliling. Banyak orang hebat memainkan alat musik ini, mempelajarinya lebih jauh karena cara menggeseknya melantunkan suara perwakilan hati.
Saat bermain di mayor dan minor memiliki nilai berbeda. Aku, lebih menyukai nada-nada yang minor. Bayangkan di suasana dingin, sehabis hujan mendengarkan lantunan biola di minor. Menggunakan earphone, dengan musik adagio, hal yang indah untuk didengarkan sore ini.
Oleh karena itu, setidaknya aku berterima kasih kepada diriku yang saat itu memilih keputusan untuk belajar biola di suatu komunitas sehingga bertemu seorang wanita. Ya, kami bertemu di komunitas dan saling jatuh cinta. Permainan biolanya indah, membuatku ingin belajar darinya langsung, penuh perasaan mengajar dan belajar.Kami dipertemukan di biola, maka kami akan memperindah pertemuan ini dengan mempelajarinya dengan perasaan.
Cara menggesek sedikitnya menggambarkan suasana hati yang memainkannya di waktu senggang, terkecuali permainan yang harus dimainkan layaknya konser. Filosofi hati yang mengantarkan cinta.
Alat musik sederhana yang penuh perasaan saat dimainkannya. Suara biola adalah suatu keindahan tersendiri. Gesekannya yang begitu harmonis seakan membawa kita pada ruang waktu. Berpikir hal yang tidak ada di sekeliling. Banyak orang hebat memainkan alat musik ini, mempelajarinya lebih jauh karena cara menggeseknya melantunkan suara perwakilan hati.
Saat bermain di mayor dan minor memiliki nilai berbeda. Aku, lebih menyukai nada-nada yang minor. Bayangkan di suasana dingin, sehabis hujan mendengarkan lantunan biola di minor. Menggunakan earphone, dengan musik adagio, hal yang indah untuk didengarkan sore ini.
Oleh karena itu, setidaknya aku berterima kasih kepada diriku yang saat itu memilih keputusan untuk belajar biola di suatu komunitas sehingga bertemu seorang wanita. Ya, kami bertemu di komunitas dan saling jatuh cinta. Permainan biolanya indah, membuatku ingin belajar darinya langsung, penuh perasaan mengajar dan belajar.Kami dipertemukan di biola, maka kami akan memperindah pertemuan ini dengan mempelajarinya dengan perasaan.
Kuningan, 24 Desember 2015
Agung Saputra
Jatuh Cinta